Semoga masbi sehat selalu.
Masih ingat sekali mami, perjuangan kita berdua selama 9 bulan lebih.
Papi masbi yang harus bekerja jauh, Kota Jambi,
yang memaksa kita bekerja sama menghadapi semua situasi kondisi hamil mami.
Sampai bulan ke 8,
mami masih nyetir mobil sendiri ke kantor.
Mulai tiga bulan pertama dengan perut mual sepanjang hari,
sampai akhir bulan ke delapan,
sampai perut mami sudah sangat besar dan menyentuh stir mobil,
mami sendiri kesana kemari,
konsultasi dengan dokter pintar pilihan mami di malam hari, sebulan sekali,
agar masbi tetap sehat dan tak kurang satu hal apapun.
Pulang kerja, mami daftarkan kita ke praktek Dr. Makmur Sitepu,
makan malam ke warung dekat prakteknya,
kemudian balik lagi untuk mendengar detak jantung masbi,
dan melihat perkembangan setiap bulannya,
yang membuat mami terus mengulang-ulang rekaman yang mami ambil,
membayang-bayangkan bagaimana masbi saat lahir ke dunia nanti.
Alhamdulillah kehamilan mami bukan seperti kehamilan Ibu-Ibu lain,
yang harus di pijat suaminya setiap malam,
yang muntah parah sehabis makan,
yang harus di supirin kemana pergi,
yang di manja suaminya, dibeliin ini itu karna ngidam.
Mungkin karna masbi tau papi masbi jauh,
tapi tetap saja semuanya sangat berat dan pengorbanan yang banyak.
Sampai di bulan ke sembilan, anakku,
sudah tiga hari mami tidak bisa duduk dikarenakan tulang ekor mami sangat teramat sakit.
Akhirnya mami beranikan diri ke dokter, di antar uci.
Dr. Chowadja saat itu, yang mami pilih untuk membantu mami melahirkan masbi,
mengatakan bahwa ketuban mami sudah sedikit,
masbi belum masuk ke panggul, karna panggul mami kecil,
dan ukuran tubuh mami pendek, sedang masbi sudah 3,7 kg di USG saat itu.
Masbi harus segera dilahirkan melalui metode caesar.
Sore itu juga,
mami kabari semuanya, papi, yangti yangkung, untuk mendoakan mami.
Papi juga langsung pesan tiket pulang besok pagi.
walaupun terkendala teknis, akhirnya pesawat papi terbang sore.
jam 6 sore papi sampai di medan, langsung ke rumah ambil mobil dan membawa koper berisi baju dan semua perlengkapan yang sudah mami siapkan sebelumnya.
Mami sudah di ruang bersalin untuk persiapan,
setelah maghrib, persiapan menuju 100%, dan pukul 20.00 operasi dimulai.
Ketakutan mami saat itu,
tidak lebih dari rasa cinta yang menggebu ingin segera bertemu masbi.
Mami masuk ruang operasi tanpa papi.
Tak lama para perawat dan dokter mempersiapkan alat,
mami duduk dan di suntikkkan tulang belakang, sedikitpun tak terasa sakit.
Padahal Ibu Cai yang lebih dulu SC bilang, suntik tulang belakang itu yang paling sakit.
Tapi itu tak terasa, anakku.
Selang beberapa menit, mami ditidurkan, dan seketika semua kebas, tanpa rasa lagi.
semua yang diruangan berdoa.
Selama operasi berlangsung,
mami muntah-muntah dan sesak nafas.
Mami tidak gugup sama sekali.
tapi ternyata efek bius ke setiap orang berbeda.
15 menit mami merasakan sakaratul maut,
tiba-tiba terdengar tangisan masbi yang begitu nyaringnya.
Secepat itu prosesnya. Kemudian di sebutkan perawat,
8 Agustus, terlahir anak laki-laki, BB 3,5 kg TB 49cm, lengkap!!
Mami adalah orang yang paaaaaaling bahagia sedunia..